Philip k. hitti
ORIENTALISME
(PHILIP K. HITTI)
BAB
I
PENDAHULUAN
Walaupun terjadi
keruntuhan dalam peradaban Islam dan kemunduran telah dialami oleh begitu
banyak umat Muslim sebagai akibat penerapan ideologi asing, pada kenyataannya
Islam masih tetap merupakan kekuatan aktif dan vital di dunia. Lewat studi
orientalisme, Barat mencoba untuk memahami Islam agar dapat dihancurkan dari
dalam dan menggagalkan setiap usaha untuk membangkitkan kembali peradaban Islam. Islam adalah
satu-satunya peradaban yang menjadi lawan bagi ateisme dan materialisme dan
budaya barat modren,yang tanpa mengenal rasa takut, siap menghadapi segala
tantangan dan berbagai bentuknya. Walaupun terjadi keutuhan dan peradaban islam
dan kemunduran telah dialami oleh begitu banyak umat Muslim sebagai akibat
penerapan ideologi asing, pada kenyataanya islam masih tetap merupakan kekuatan
aktif dan vital di dunia. Lewat study orientalisme, barat mencoba untuk
memahami islam agar dapat dihancurkan dari dalam dan menggagalkan setiap usaha
untuk membangkitkan kembali peradaban islam.
Dalam
rangka menegakkan persaudaraan sesama manusia dan keharmonisan antar bangsa,
kami benar-benar mengharapkan pengertian simpatik mereka. Semakin cepat kita
mampu menghadapi realitas dan menyadari mengapa kita mengharapkan sesuatu yang
tidak mungkin, semakin siap dan efektif kita mampu mempertahankan dan
menyebarluaskan agama yang kita yakini lebih tinggi dari pada hidup itu
sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Biografi
philip K. Hitti.
Mendiang Philip K.Hitti lahir dilibanon pada tahun 1886, ia adalah
seorang sarjana islam yang memperkenalkan study budaya Arab ke Amerika Serikat,
dan ia adalah seorang maronit agama Kristen. Hitti di didik di suq, al-Gharb
dan American Universityof Beirut. Setelah lulus, ia mengajar di Universitas
Amerika dibeirut pada 1809 sebelum pindah ke Coloumbia University dimana dia
mempelajari bahasa semit dan mendapat gelar PhD pada tahun 1915.[1]
Setelah perang dunia I ia kembali ke American University of Beirut dan mengajar
disana hingga tahun 1926. Pada bulan februari 1926 dia ditawari kedudukan di Universitas Princeton hingga akhirnya
pensiun pada 1954. Dia adalah profesor Sastra semit terbaik dan ketua
Departemen Bahasa Oriental. Setelah pensiun, ia resmi menerima posisi di Harvard.
Dia juga mengajar disekolah musim panas di University of utah dan George
Washington University di Washington DC, kemudian ia memegang posisi penelitian
di Universitas of Minnesota.
Dr. Phillip K.Hitti, Guru besar Emeritus Sastra Semit di william
and Annie S. Paton foundation,Universitas Prenceton, selama beberapa dasawarsa
diakui oleh dunia internasional sebagai ahli islam (orientalis) yang paling
berbobot dibarat.[2]
Dr. Hitti yang lahir dalam lingkungan
keluarga Kristen di libanon, memperoleh pendidikan tinggi di Universitas
Amerika di Beirut, kemudian Serikat pada taikhun 1913 dimana dia berhasil memperoleh
gelar doctor dua tahun berikutnya dari Universitas Colombia. [3]
B. Islam dalam pandangan philiph K.Hitti.
Setelah satu karyanya, islam and the west: An
Historical,Cultural survey, yang meskipun ringkas, namun segala garis besar
menyoroti berbagai hal paling penting mengenai hubungan antara dua peradaban
yang berlawanan (Islam dan Barat) semenjak abad pertengahan hingga sekarang.
Pertama-tama, Dr. Hitti melancarkan tuduhan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang penipu yang lihai. Uraian yang
dikemukakanya tentang kehidupan beliau SAW, memberikan kesan kepada pembacanya
bahwa dia benar-benar merencanakan tulisan itu secara cermat. Dalam komentarnya
mengenai berbagai kejadian sesudah hijrah Nabi SAW dia menulis sebagai berikut:
Dimadinah orang –orang yang menunggu beliau secara berangsur-angsur
surut kebelakang, karena munculnya tokoh politisi dan praktisi yang mengelola
urusan mereka. Suatu perubahan dalam
sifat wahyu-wahyu (kepada Nabi) nampak jelas. Wahyu-wahyu yang tegas dan
keras yang menekankan keesaan Allah,
sifat-sifatnya dan kewajiban manusia terhadapnya, dan yang disampaikan dalam
gaya sastrawi dan penuh berirama, sekarang berubah menjadi wahyu-wahyu
berkepanjangan yang kurang menarik berisi pembicaraan tentang
persoalan-persoalan seperti abadat dan solat, perkawinan dan perceraian, budak
dan tawanan perang.[4]
Sumber-sumber Al-Qur’an itu jelas orang-orang kafir Kristen,
Yahudi, dan Arab. Hijaz sendiri terdiri dari beberapa wilayah yahudi walau
tidak ada satu pun wilayah kristen, tetapi disitu terdapat sejumlah budak
dan pedagang kristen. Wilayah itu dikelili oleh berbagai pusat peribadatan
dimana gagasan Kristen bisa terserap kedalamnya. Nabi Muhammad memiliki dua
orang budak dari Hasbyi ( Ethopia sekatrang) yaitu muazzin beliau,
Bilal, dan anal angkat beliau dibelakang hari, Zaid. Beliau juga mempunyai
seorang istri beragama Kristen, Mariyah al-Qibtiyyah, dan seorang istri beragama
yahudi, safiyah, keturunan dari salah satu suku yahudi di madinah yang beliau
taklukan.
Karena bersumber tidak langsung dari cerita orang, maka bahan yang
termaktub dalam al-Qur’an tidak membedakan yang asli sebagai wahyu dengan yang
bukan. Dalam kisah Nabi Yusuf minsalnya, istri potephar (zulaikha) mengundang
para wanita yang menggunjingkan kisah cintanya dengan yusuf kesuatu pesta dan ketika mereka melihatnya
sendiri pisau-pisau yang ada ditangan mereka mengiris pergelangan mereka
sendiri (tanpa disadari) dan tidak mengiris buah yang akan mereka makan. Jesus
berbicara dengan manusia pada saat masih bayi dan mencipta seekor burung yang
hidup dari tanah liat sebagaiman dijelaskan dalam kitab-kitab injil apokrif
(terlarang).
Penyalinban jesus tidak
diakui kebenaranya oleh Al-Qur’an tetapi ia mengakui kebenaran pengangkatanya
kelangit. Bukan hanya keperawanan maryam yang diakui kebenaranya tetapi
kedudukanya sebagai ibu kandung jesus pun tanpak diakui oleh Al-Qur’an sebagai
manusia luar biasa( super human), walaupun ia dikacaukan dengan maryam saudara
perempuan Nabi Harun. Kesalaha-kesalahan yang lebih parah lagi terdapat dalam
ayat-ayat Al-Qur’an yang mencerminkan betapa lemahnya pribadi dan watak nabi muhammad. (SURAT 33 : al’ahzab
ayat 37) diturunkan untuk membenarkan secara hukum perkawinan Nabi Muhammad
dengan bekas anak angkatnya, Zaid. Surat 53 (An’nazm) ayat 19 -23 diturunkan
untuk menolak kebenaran 3 tuhan orang mekkah, (yaitu lata, uza, dan manata)
yang diakui sebagai sekutu-sekutu Allah. Hanya sebagian diantara wahyu-wahyu
yang beliau terima tercatat pada masa hayat beliau. Naskah Al-Qur’an itu
sendiiri akhirnya baru “terbukukan”pada tahun 651M. Keajaiban mukjizat
Al-Qur’an bukan hanya terletak pada asal usul dan isinya tap juga pada bentuknya.
Bagaimana mungkin orang yang tidak pernah memperoleh pendidikan
dapat menciptakan suatu karya tulis yang bukan hanya tidak ada tandinganya dan
tidak dapat ditiru semacam itu? Bahkan seandainya manusia dan jin bersama-sama
membuatnya pun, mereka tidak akan mungkin bisa menciptakan kitab semacam itu. Nabi muhammad diberi
perintah oleh Allah untuk menentang orang-orang yang mengkrtiknya agar mereka
mencoba membuat satu surat saja yang mirip dengan Al-Qur’an (Q.s 10-39).
Tantangan tersebut sebagaimana diduga tidak pernah bisa dilumpuhkan dengan
berhasil. Yang pasti ketika Al-Qur’an dibaca, melalui nada, irama, dan
kata-katanya, ia dapat mencipta efek yang setengah hipnotis kepada para
pendengarnya, walaupun hampir sama sekali tidak memahami artinya. Dampaknya
jelas lebih besar melalui emosi dan imajinasi manusia dari pada fikiranya. [5]
Demikianlah al-Qur’an didiskreditkan sebagai kitab suci palsu.
Menurut Dr. Hitti, islam tidak lebih dari pada warisan orang yahudi- kristen
yang” diarabisasikan” dan “dinasionalisasikan”. Mengenai hal ini Dr. Yusuf
Qaradhawi memberikan penjelasan yang amat bagus. Beliau menyatakan bahwa barang
siapa membaca Al-Qur,an dan mentadaburinya serta mempunyai sedikit pengetahuan
tentang kondisi masayarakat Arab, juga masyarakat-masyarakat lain, maka pada
saat Al-Qur’an diturunkan, seorang akan menemukan-dengan penuh keyakinan bahwa
Al-Qur’an adalah faktor yang aktif bukan proaktif, dan yang memberikan pengaruh
bukan dipengaruhi.
Ia meluruskan
kepercayaan-kepercayaan batil yang sedang berkembang pada saat itu, menoreksi
pemahaman-pehaman yang salah, menghapuskan tradisi-tradisi yang dzalim,
melenyapkan kondisi yang rusak, dan menyerang kebatilan-kebatilan yang telah
dijalankan oleh manusia secara turun temurun dengan amat keras, menolak
orang-orang musriyk, ahli kitab dari bangsa yahudidan Nasrani yang
mengingkarinya. Al-Qur’an juga menjelaskan kepada yahudi dan Nasrani bahwa mereka telah melakukan
perubahan dan penggantian kitab-kitab mereka, serta mereka menulis kitab-kitab
itu dengan tangan mereka, kemudian mereka berkata bahwa ini datang dari Allah.
Kemudian denganya, mereka menjual agama mereka dengan amat murah.
Dengan demikian maka jelaslah sudah,
Dr. Hitti menolak adanya validitas moral dan spiritual Islam sebagai daya tarik
utama bagi orang luar untuk menyatu didalamnya, memeluk islam, menjadi seorang
Muslim serta Hitti ingin menjatuhkan dan menghancurkan agama islam melewati
berbagai macam tulisanya.
C. Karya-karya pillipk K.
Hitti.
Banyak karya yang dihasilkan oleh pillip K. Hitti, namun
karya-karya tersebut bukan meninggikan atau mendukung agama islam, melainkan
mencela dan menjatuhkan islam, Adapun diantara karya-karyanya ialah islam
and the west: An Historical survey dan History of the Arab.
Berikut adalah sebagian contoh contoh dari
tulisan-tulisan Hitti yang menjatuhkan Islam.
o
Hitti
menyatakan bahwa sekarang islam tidak berlaku lagi dan relevan, Dia menulis:
Modrenisasi
pada tingkat intlektual-spiritual akan melibatkan sekularisasi. Sekularisasi
mempunyai makna lebih dari pemisahan
anatara gereja dan negara, ia menggantikan kedudukan penafsiran ketuhanan
mengenai peristiwa-peristiwa sejarah dan kejadian-kejadian mutakhir, dan
menempatkan penafsiran kejadian rasional yang berdasarkan pada
kekuatan-kekuatan fisik dan psikologik. Hampir tidak ada selembar pun surat
kabar berbahasa Arab yang tidak mengulang-ngulang nama Allah ketika memuat
berita-berita kelahiran dan kematian, orang sakit dan orang sembuh, kenikmatan
dan musibah, serta keberhasilan dan kegagalan-suatu gambaran dari cara
berfikir yang sudah usang.[6]
Dengan perkataan lain, penulis buku
tersebut secara terang-terangan mengajak untuk menerima ateisme sebagai
prasyarat untuk mendapatkan kemajuan, bagaimana pun juga ateisme adalah salah satu ide yang
paling buruk yang diberikan peradaban barat kepada umat islam. Menawarkan atheisme
kepada umat islam, yang begitu membahayakan karna hal ini bertentangan dengan
prinsif tertinggi dalam islam, yakni aqidah, merupakan sebuah konsekwensi logis
bahwa ideologi sosialis-komunis dan skular-libelar tidak akan pernah bisa
diterima dan menjadi bagian dari peradaban islam, untuk selamanya.
Dr.
Hitti juga menyangkal habis-habisan tentang kerasulan nabi Muhammad SAW dan tidak
ingin mengakui kebesaran profil Rasulullah SAW, meskipun bukti tertulis dan
tidak tertulis telah membuktikan bahwa beliau SAW melakukan perubahan yang
besar dalam kehidupan sebagian besar umat manusia didunia dan menegakkan rasa
cinta, kesetiaan dan pengabdian
hingga akhir hayat beliau SAW demi kepentingan berjuta umat manusia selama 15
Abad .
Dr. Hitti menulis:
“walaupun
dilahirkan dalam kerangka sejarah yang jelas, namun keberadaan Muhammad sebagai
tokoh historik tidak dapat diterima, penulis biografi beliau yang pertama
meninggal dibaghdad kira-kira 140 tahun setelah beliau wafat dan bahkan
biografi ini hanya tertulis dalam resensi dibelakang hari dalam tulisan ibn
hisyam yang meninggal di Kairo pada tahun 833. Sebelum itu para penulis
biografi sudah biasa menulis pahlawan mereka berdasarkan apa yang sesungguhnya,
penghormatan yang berlebih-lebihan kepada tokoh pendiri agama dan pembawa
kemenangan meraka telah melampaui tingkatan idealisasi menuju kepada idiolosasi
(pendewa-pendewa) dan setidaknya dalam agama rakyat, dalam bentuk sesembahan.
Dua sarana yang senantiasa diperlukan oleh umat
islam yaitu (Al’Qur’an dan Hadist) dimanfaatkan untuk mengendorkan
kekakuan kepercayaan-kepercayaan (aqidah) dan ibadah. Berbagai pernyataan
disuruh ucapkan atau berbagai jenis perbuatan disuruh lakukan oleh nabi karena diyakini
bahwa apa yang beliau lakukan dan katakan itu dijikan untuk menghadapi situasi
tertentu. Otoritas hadist,seandainya dapat diyakini kebenaranya, hanya
menempati urutan kedua setelah al-Qur’an. Karena umat itu merupakan
jama’ah tanpa kepemimpinan keaagamaan yang terpusatkan, maka kesepakatan (ijma)’ umat diakui adanya untuk
menutup kekurangan tersebut. Untuk memberikan dukungan lebih kuat terhadap
otoritas pendapat khalayak (public opini) tersebut, sebuah hadist nabi
mengatakan : “umatku tidak akan bersepakat mengenai hal yang salah “. Dengan
menggunakan sarana inilah mukjizat-mukjizat nabi Muhammad diakui kebenaranya,
ajaran para orang suci beserta kuburan-kuburanya,ibadah haji berikut
upacara-upacaranya diterima dengan baik, tradisi bersunat yang tidak disebutkan
dalam ayat Al-Qur’an pun diakui kedudukan hukumnya seperti pembatisan dalam
gereja Kristen dan minuman kopi yang mula-mula dianggap sebagai salah satu
jenis anggur ditentukan sebagai minuman tradisional Arab,dan yang dianngap
berguna dimasukkan untuk melengkapi wahyu atau untuk mendukungnya”.[7]
Dalam bukunya yang berjudul “story of
arabs”, Hitti bukan hanya membahas mengenai peristiwa-peristiwa besar,
seperti perang salib, pergantian kepemimpinan atau khilafat dimasa keemasan,
peradaban islam, dan juga Hitti membicarakan syari’ah yang berkaitan dengan
poligami, pencurian, bunga( Riba), perjudian dan minuman keras .
Dr. Hitti secara berani
menyimpulkan: “umat Muslim modren praktis telah meninggalkan ketetapan hukum
dalam Al-Qur’an”. Jadi, agama islam ditampilkan sebagai agama benar-benar
buatan manusia yang merupakan penggabungan antara agama-agama yahudi, Kristen
dan kafir Arab. Sedangkan Nabi Muhammad SAW. Dilukiskan sebagai orang yang
menipu dirinya sendiri karena penyakit ayan yang dideritanya dengan ajaran-ajaran dan perilakunya yang
menyimpang sama sekali dari nilai tradesental.
Dengan perkataan lain, penulis buku tersebut
secara terang-terangan mengajak untuk menerima ateisme sebagai prasyarat untuk
mendapatkan kemajuan. Walaupun kemajuan ini merupakan keyakinan resmi
dinegara-negara sosialis Arab pada saat
sekarang ini, dibarengi dengan kampanye westernisasi secara besar-besaran dan
tindakan yang paling kejam terhadap semua unsur yang berbau islam serta
penghabisan sama sekali golongan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
·
Philip
K.Hitti lahir dilibanon pada tahun 1886, ia adalah seorang sarjana islam yang
memperkenalkan study budaya Arab ke Amerika Serikat, dan ia adalah seorang
maronit agama Kristen.
·
Dr.
Phillip K.Hitti, Guru besar Emeritus Sastra Semit di william and Annie S. Paton
foundation,Universitas Prenceton, selama beberapa dasawarsa diakui oleh dunia
internasional sebagai ahli islam (orientalis) yang paling berbobot dibarat.
·
Philip k. Hitti meninggal pada tahun 1978,
pada usia 92 tahun.
·
Argumen-argumen yang dibangun kaum orientalis
terhadap sumber Islam, sejarah Islam, Islam dan modernisasi, Islam dan politik
tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Mereka hanya mampu mengejek,
mengancam dan memutarbalikkan fakta, Islam diserang semata-mata karena
menentang pandangan materialisme dan menghalangi dominasi dunia barat atas
timur. Seandainya al-Qur'an bukan wahyu, tidak mungkin menjadi sebuah kitab
yang paling banyak dibaca dan dicetak, terlama bertahan dan paling banyak
dikaji, tidak terkecuali oleh kaum orientalis sendiri. Seandainya nabi Muhammad
nabi palsu, pasti beliau tidak akan dapat bertahan menerima cobaan yang begitu
berat. Perjuangan beliau mampu merubah kehidupan masyarakat di belahan bumi
yang sangat luas.
Daftar Pustaka
Philip K. Hitti, Islam and the West, ( Bandung : Penerbit Sinar Baru, 1984 )
Jalaluddin As-suyuti, Samudra Ulumul Quran –Al-Itqan
fi Ulumil Quran, jilid I, ( Surabaya : PT. Bina Ilmu,2006 ), hal 3.
www. Alastairmcintos. Com, id.
Wikipedia.org/wiki_Philip K Hitti.
Drs. A.Muin Umar, Orientalisme dan studi
tentang Islam, (Jakarta:
1978).
[2] Drs. A.Muin Umar, Orientalisme dan studi tentang
Islam, (Jakarta:1978)
[3] Philip K. Hitti, Islam and the best, (Bandung
:Penerbit Sinar Baru,1984)
[4] Philip K. Hitti, Islam and the best, (Bandung:Penerbit
Sinar Baru,1984), hal.7-8.
[5] Jalaluddin As-suyuti, Samudra Ulumul Quran –Al-Itqan
fi Ulumil Quran, jilid I, (Surabaya:PT. Bina Ilmu,2006),
hal 3.
Komentar
Posting Komentar